Cinta adalah
fitrah bagi setiap manusia di dunia ini dan setiap orang pasti ingin dicintai
dan mencintai. Jadi, perasaan cinta dan kasih sayang itu hendaklah dididik ke
arah jalan yang betul, tepat dan benar mengikut apa yang diperintahkan oleh
Allah Taala dan Rasul-Nya. Benarlah bahawa tiada jalan lain untuk
merealisasikan individu Muslim yang inginkan kejayaan dan mendapatkan kemuliaan
di dunia dan di akhirat melainkan dengan mengikut dan menyelusuri jalan syariat
agama Islam berdasarkan acuan Al-Quran dan As-Sunnah. Melalui jalan ini
sajalah, pembentukan individu Muslim yang mempunyai sikap penyayang, aman dan
harmoni dapatlah diterjemahkan dengan sebaiknya.
Jika muslimah jatuh cinta, ia memendamnya dalam diam, malu
dengan hijabnya, terlebih ia malu dengan Rabbnya. Jika jatuh cinta, ia berusaha
untuk menghapus rasanya, tetaplah Allah satu dalam hatinya. Jika ia jatuh
cinta, dipendamnya dalam hati yang terdalam, orang lain tak dibiarkan tahu,
apalagi si dia yang dituju. Cinta tak akan ia biarkan bersemi, semakin
mengingat si dia, semakin sering menyebut asma Allah. Semakin sering berharap
akan kehadirannya, semakin keras ia berusaha melupakan. Muslimah tak akan
biarkan rindu itu bergelora, kekhuatirannya semakin muncul kerana ia takut
Allah murka padanya. Ia hindari pertemuan, ia menghindari interaksi, menjaga
suaranya, menahan pandangannya, mesti hatinya bergetar hebat.
Cinta dalam islam adalah tanggung jawab. Bukan sekadar
pertemuan dan kata-kata indah, tapi yang mengikat dalam pernikahan.
“Barang siapa menjaga kehormatan orang lain, pasti kehormatan dirinya akan
terjaga.” (Umar bin Khattab ra.). Saat kita dilahirkan, kita bagai kapas putih,
yang membuatnya semakin menghitam adalah perilaku kita sendiri. Mari kita
teladani Ali. Ia menjaga cintanya untuk Fatimah, hingga Allah menyatukan mereka
dalam pernikahan. Ali sangat menjaga kata-katanya, ekspresinya, sikapnya,
bahkan syaitan tidak tahu urusan cinta dalam hati mereka. Ali belum siap, maka ia
belum melamar Fatimah. Saat Abu Bakar dan Umar melamar Fatimah, hatinya bagai
tercabik. Ternyata lamaran Abu Bakar dan Umar ditolak. Ali memberanikan diri melamar Fatimah.
Sumber:http://nenektanjung.blogspot.co.id/2013/09/love-in-silence-cinta-dalam-diam.html