Cinta adalah fitrah manusia, tapi jangan sampai fitrah itu menjadi
fitnah karena kelalaian kita membawanya. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
pernah berpesan “Jangan pernah engkau menyalahkan cinta, tapi salahkan
mereka yang menyalah gunakan cinta hingga berbuat dosa.
Astaghfirullahal’adziim,,, kita beristighfar bukanlah karena cinta itu
dosa, tapi jangan sampai perasaan fitrah ini berubah menjadi fitnah.
Bagaimana tidak ? terlalu sering kita mengkhayalkan sang pujaan hati
dibandingkan Sang Rabbul Izzati.
“Lalu, bagaimana dengan perasaan yang meletup-letup ini ? untuk
menikahinya aku belum siap, tapi aku takut kehilangannya. Bagaimana cara
ku mencintainya agar fitrah ini tidak berubah menjadi fitnah ?”.
mungkin jawabannya sederhana sobat cukup mencintainya dalam diam karena
Allah, cukup kita titipkan rasa cinta kita kepada Sang Pemilik Cinta.
Dia-lah yang akan menuliskan nama seseorang di hati yang kelak akan
saling mencintai karena-Nya.
“Cinta tak pernah meminta untuk menunggu, dia mengambil kesempatan
itulah keberanian. Atau relakan sekallian, itulah pengorbanan.”
(Sayyidina Ali bin Abi Thalib)
“Mengapa dengan mencintainya dalam diam ? bagaimana dia tahu kalau aku
mencintainya ?”. Diammu adalah salah satu bukti cintamu padanya sobat.
Kamu tentu ingin memuliakannya bukan ?? ingin tetap menjaga penjagaan
hatinya bukan ?? Dengan mencintainya dalam diam dan tidak mengajaknya
dalam hubungan yang terlarang itu salah satu bukti kau mencintainya.
Diammu adalah cara mu memulikan kesucian diri dan hatimu, juga tentu
hatinya. Diam mu juga yang akan menjaga izzah dan iffahmu, juga
mengihindarkanmu dari zinah hati, zinah mata dan seterusnya. Diam mu
adalah salah satu bukti kesetiaanmu padanya juga pada Rabb-nya, karena
mungkin saja orang yang kau cintai itu, adalah orang yang telah Allah
pilihkan untuk mu.
Nah, Dalam masa pemantapanmu ini, alangkah baiknya kamu berusaha
memantaskan dirimu dulu. Ingatlah sobat, orang yang berjodoh pasti
serasi. Si Sholihah pasti akan berjodoh dengan si Sholih, begitu pula
sebaliknya. Jadi, dari pada kamu mengumbar cinta mu sana-sini, lebih
baik sama-sama memantaskan diri dihadapan-Nya. Mencintai Allah adalah
setinggi-tinggi cinta. Sempurnakanlah cintamu pada Allah sebelum kamu
melabuhkan cintamu pada mahluk-Nya.
Sobat, kalaupun kelak cinta dalam diam mu tak terbahasakan dalam
kehidupan nyata, maka biarkan dia tetap diam. Karena Allah telah
menyiapkan seseorang yang lebih tepat dari yang kau cinta. Ingatlah
sobat, ketika Allah mengambil sesuatu dari mu maka Ia akan memberimu
ganti yang lebih baik. Belajarlah berprasangka baik pada Allah, sehingga
jika kau kelak ‘harus’ menerima pahitnya cinta dalam diam mu, kau tak
akan pernah terpuruk terlalu lama. Cintailah orang yang juga
mencintai-Nya, karena jika kau sudah menjatuhkan cinta kepada orang yang
juga mencintai-Nya, maka kau tak akan pernah merasa kecewa.. In syaa
Allah :)
“Munajatku dalam syahdu merindui maghfirah-Mu,
Mardiah-Mu dalam restu, harapan tulusnya hatiku.
Ku serahkan pada Allah Azza Wa Jalla untuk mengukir sebuah nama,
yang nanti akan saling mencintai karena-Nya.
Mencintai dengan sederhana,
dengan menitipkan rasa cinta pada-Nya,
sang pemilik cinta.
Ya Rabbul Izzati...
Tanamkanlah rasa cinta di hati kami,
Setelah enkau halalkan kami....”
(Tausyiah Cinta)
Mardiah-Mu dalam restu, harapan tulusnya hatiku.
Ku serahkan pada Allah Azza Wa Jalla untuk mengukir sebuah nama,
yang nanti akan saling mencintai karena-Nya.
Mencintai dengan sederhana,
dengan menitipkan rasa cinta pada-Nya,
sang pemilik cinta.
Ya Rabbul Izzati...
Tanamkanlah rasa cinta di hati kami,
Setelah enkau halalkan kami....”
(Tausyiah Cinta)
Sumber :http://alyarohalia.blogspot.co.id/2014/11/mencintaimu-dalam-diam-karna-allah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar