Selasa, 24 Mei 2016

Mencintaimu dalam diam karna Allah

Cinta adalah fitrah manusia, tapi jangan sampai fitrah itu menjadi fitnah karena kelalaian kita membawanya. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah pernah berpesan “Jangan pernah engkau menyalahkan cinta, tapi salahkan mereka yang menyalah gunakan cinta hingga berbuat dosa. Astaghfirullahal’adziim,,, kita beristighfar bukanlah karena cinta itu dosa, tapi jangan sampai perasaan fitrah ini berubah menjadi fitnah. Bagaimana tidak ? terlalu sering kita mengkhayalkan sang pujaan hati dibandingkan Sang Rabbul Izzati.
“Lalu, bagaimana dengan perasaan yang meletup-letup ini ? untuk menikahinya aku belum siap, tapi aku takut kehilangannya. Bagaimana cara ku mencintainya agar fitrah ini tidak berubah menjadi fitnah ?”. mungkin jawabannya sederhana sobat cukup mencintainya dalam diam karena Allah, cukup kita titipkan rasa cinta kita kepada Sang Pemilik Cinta. Dia-lah yang akan menuliskan nama seseorang di hati yang kelak akan saling mencintai karena-Nya.
“Cinta tak pernah meminta untuk menunggu, dia mengambil kesempatan itulah keberanian. Atau relakan sekallian, itulah pengorbanan.” (Sayyidina Ali bin Abi Thalib)
“Mengapa dengan mencintainya dalam diam ? bagaimana dia tahu kalau aku mencintainya ?”. Diammu adalah salah satu bukti cintamu padanya sobat. Kamu tentu ingin memuliakannya bukan ?? ingin tetap menjaga penjagaan hatinya bukan ?? Dengan mencintainya dalam diam dan tidak mengajaknya dalam hubungan yang terlarang itu salah satu bukti kau mencintainya. Diammu adalah cara mu memulikan kesucian diri dan hatimu, juga tentu hatinya. Diam mu juga yang akan menjaga izzah dan iffahmu, juga mengihindarkanmu dari zinah hati, zinah mata dan seterusnya. Diam mu adalah salah satu bukti kesetiaanmu padanya juga pada Rabb-nya, karena mungkin saja orang yang kau cintai itu, adalah orang yang telah Allah pilihkan untuk mu.
Nah, Dalam masa pemantapanmu ini, alangkah baiknya kamu berusaha memantaskan dirimu dulu. Ingatlah sobat, orang yang berjodoh pasti serasi. Si Sholihah pasti akan berjodoh dengan si Sholih, begitu pula sebaliknya. Jadi, dari pada kamu mengumbar cinta mu sana-sini, lebih baik sama-sama memantaskan diri dihadapan-Nya. Mencintai Allah adalah setinggi-tinggi cinta. Sempurnakanlah cintamu pada Allah sebelum kamu melabuhkan cintamu pada mahluk-Nya.
Sobat, kalaupun kelak cinta dalam diam mu tak terbahasakan dalam kehidupan nyata, maka biarkan dia tetap diam. Karena Allah telah menyiapkan seseorang yang lebih tepat dari yang kau cinta. Ingatlah sobat, ketika Allah mengambil sesuatu dari mu maka Ia akan memberimu ganti yang lebih baik. Belajarlah berprasangka baik pada Allah, sehingga jika kau kelak ‘harus’ menerima pahitnya cinta dalam diam mu, kau tak akan pernah terpuruk terlalu lama. Cintailah orang yang juga mencintai-Nya, karena jika kau sudah menjatuhkan cinta kepada orang yang juga mencintai-Nya, maka kau tak akan pernah merasa kecewa.. In syaa Allah :)
“Munajatku dalam syahdu merindui maghfirah-Mu,
Mardiah-Mu dalam restu, harapan tulusnya hatiku.
Ku serahkan pada Allah Azza Wa Jalla untuk mengukir sebuah nama,
yang nanti akan saling mencintai karena-Nya.
Mencintai dengan sederhana,
dengan menitipkan rasa cinta pada-Nya,
sang pemilik cinta.
Ya Rabbul Izzati...
Tanamkanlah rasa cinta di hati kami,
Setelah enkau halalkan kami....”
(Tausyiah Cinta)
 
Sumber :http://alyarohalia.blogspot.co.id/2014/11/mencintaimu-dalam-diam-karna-allah.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar